Senin, 15 Februari 2016

Kisah Yang Sangat Mengharukan Tentang Istri Sholehah Yang Sangat Setia

Kisah Inspirasi, Kisah Sedih, Kisah Mengharukan, Kisah Penuh Hikmah

Suamiku merupakan satu orang pemuda yg ganteng, semangat, rajin, kasep, berakhlak mulia, tunduk beragama, & berbakti pada ke-2 orang tuanya. Dia menikahiku terhadap th 1390 H. Saya tinggal bersamanya (di kota Riyadh) di hunian ayahnya layaknya kebiasaan keluarga-keluarga Arab Saudi. Saya takjub & kagum dgn baktinya terhadap ke-2 orang tuanya. Saya bersyukur & memuji Allah yg sudah menganugerahkan kepadaku suamiku ini. Kamipun dikaruniai seseorang putri sesudah setahun pernikahan kami.

Dulu suamiku pindah kerjaan di daerah timur Arab Saudi. Maka dirinya bertolak kerja sewaktu seminggu (di ruangan kerjanya) & pulang tinggal dgn kami seminggu. Sampai hasilnya sesudah 3 th, & putriku sudah berumur 4 tahun. Kepada sebuah hri yakni tanggal 9 Ramadhan thn 1395 H selama beliau dalam perjalanan dari kota kerjanya menuju hunian kami di Riyadh dirinya mengalami kecelakaan, mobilnya terbalik. Akibatnya dia dimasukkan ke Hunian Sakit, dia dalam kondisi koma. Sesudah itu para dokter spesialis mengabarkan pada kami bahwasanya dia mengalami kelumpuhan otak. 95 prosen organ otaknya sudah rusak. Kejadian ini benar benar menyedihkan kami, apalagi lagi ke-2 orang tuanya lanjut umur. & makin menambah kesedihanku ialah pertanyaan putri kami (Asmaa') menyangkut ayahnya yg amat dia rindukan kedatangannya. Ayahnya sudah berjanji membelikan mainan yg disenanginya.


Kami selalu bergantian menjenguknya di Hunian Sakit, & dia konsisten dalam keadaannya, tiada perubahan sama sekali. Sesudah lima th berlalu, sebahagian orang menyarankan kepadaku biar saya cerai darinya lewat pengadilan, sebab suamiku sudah mati otaknya, & tak sanggup diinginkan lagi kesembuhannya. Yg berfatwa begitu sebahagian syaikh - aku tak ingat lagi nama mereka- ialah bolehnya saya cerai dari suamiku bila benar-benar benar otaknya sudah mati. Dapat namun saya menolaknya, memang lah saya menolak tutorial tersebut.

Saya tak ingin cerai darinya selagi beliau tetap ada diatas muka bumi ini. Beliau dikuburkan sama seperti mayat-mayat yg lain atau mereka membiarkannya masihlah jadi suamiku sampai Allah melaksanakan apa yg Allah kehendaki.

Akupun memfokuskan konsentrasiku utk mentarbiyah putri kecilku. Saya memasukannya ke sekolah tahfiz Al-Quran sampai hasilnya iapun menghafal Al-Qur'an padahal umurnya kurang dari 10 thn. & saya sudah mengabarkannya berkenaan keadaan ayahnya yg sesungguhnya. Putriku terkadang menangis sewaktu mengingat ayahnya, & terkadang cuma diam membisu.

Putriku merupakan satu orang yg patuh beragama, dirinya selalu sholat terhadap waktunya, dia sholat di penghujung tengah malam padahal sejak umurnya belum 7 th. Saya memuji Allah yg sudah berikan taufiq kepadaku dalam mentarbiyah putriku, begitu pula neneknya yg amat sangat sayang & dekat dengannya, begitu serta kakeknya rahimahullah.

Putriku berangkat bersamaku utk menjenguk ayahnya, dirinya meruqyah ayahnya, & pun bersedekah buat kesembuhan ayahnya.
Terhadap satu buah hri di th 1410 H, putriku berbicara kepadaku : Ummi biarkanlah saya tengah malam ini tidur dgn ayahku.
Sesudah keraguan menyelimutiku hasilnya akupun mengizinkannya.

Putriku bercerita :

Saya duduk disamping ayah, saya membaca surat Al-Baqoroh sampai selesai. Dulu rasa kantukpun menguasaiku, akupun tertidur. Saya memperoleh seolah-olah ada ketenangan dalam hatiku, akupun bangun dari tidurku dulu saya berwudhu & sholat –sesuai yg Allah tetapkan untukku-.

Dulu sekali lagi akupun dikuasai oleh rasa kantuk, sedangkan saya tetap di ruangan sholatku. Seolah-olah ada satu orang yg bicara kepadaku, "Bangunlah!!, macam mana engkau tidur sementara Ar-Rohmaan (Allah) terjaga??, gimana engkau tidur sementara ini yaitu ketika dikabulkannya doa, Allah tak bakal menolak doa satu orang hamba di saat ini??"

Akupun bangun…seakan-akan saya mengingat sesuatu yg terlupakan…lalu akupun mengangkat ke-2 tanganku (utk berdoa), & saya memandangi ayahku –sementara ke-2 mataku berlinang air mata-. Saya berbicara dalam do'aku, "Yaa Robku, Yaa Hayyu (Yg Maha Hidup) Yaa 'Adziim (Yg Maha Akbar), Yaa Jabbaar (Yg Maha Kuasa), Yaa Kabiir (Yg Maha Gede), Yaa Mut'aal (Yg Maha Tinggi), Yaa Rohmaan (Yg Maha Pengasih), Yaa Rohiim (Yg Maha Penyayang), ini yaitu ayahku, satu orang hamba dari Hamba-hambaMu, dia sudah ditimpa penderitaan & kami sudah bersabar, kami Memuji Engkau, kemi beriman bersama ketetapan & KetetapanMu baginya.

Ya Allah, sesungguhnya dirinya berada di bawah KehendakMu & kasih SayangMu, Wahai Engkau yg sudah menyembuhkan nabi Ayyub dari penderitaannya, & sudah mengembalikan nabi Musa pada IbunyaYang sudah menyelamatkan Nabi Yuunus dari perut ikan paus, Engkau Yg sudah menjadikan api jadi dingin & keselamatan bagi Nabi Ibrahim sembuhkanlah ayahku dari penderitaannya.

Ya Allahsesungguhnya mereka sudah menyangka bahwasanya dia tak bisa jadi lagi Sembuh…Ya Allah MilikMu-lah kekuasaan & keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya."

Dulu rasa kantukpun menguasaiku, sampai akupun tertidur sebelum subuh.

Tiba-tiba ada nada lirih menyeru, "Siapa engkau?, apa yg kau laksanakan di sini?". Akupun bangun sebab nada tersebut, dulu saya menengok ke kanan & ke kiri, tapi saya tak menyaksikan seorangpun. Dulu saya kembali lagi menyaksikan ke kanan & ke kiri, nyata-nyatanya yg bersuara tersebut ialah ayahku.

Sehingga akupun tidak kuasa menahan diriku, dulu akupun bangun & memeluknya dikarenakan gembira & bahagia, sementara ayahku berupaya menjauhkan saya darinya & beristighfar. Dia barkata, "Ittaqillah(Takutlah engkau pada Allah), engkau tak halal bagiku!". Sehingga saya berbicara kepadanya, "Aku ini putrimu Asmaa'". Sehingga ayahkupun terdiam. Dulu akupun ke luar utk cepat mengabarkan para dokter. Merekapun cepat datang, selama mereka menonton apa yg berlangsung merekapun keheranan.

Salah satu orang dokter Amerika bicara –dengan bahasa Arab yg tak fasih- : "Subhaanallahu". Dokter yg lain dari Mesir bicara, "Maha suci Allah Yg sudah menghidupkan kembali tulang belulang yg sudah kering". Sementara ayahku tak mengetahui apa yg sudah berjalan, sampai hasilnya kami mengabarkan kepadanya. Iapun menangis dan bicara, اللهُ خُيْرًا حًافِظًا وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِيْنَ Sungguh Allah yakni Penjaga Yg paling baik, & Dialah yg Melindungi beberapa orang sholeh, demi Allah tiada yg kuingat sebelum kecelakaan kecuali sebelum terjadinya kecelakaan saya berniat buat berakhir melakukan sholat dhuha, saya tak tahu apakah saya menjadi mengerjakan sholat duha atau tak??

Sang istri berbicara : Sehingga suamiku Abu Asmaa' hasilnya kembali lagi bagi kami layaknya biasnya yg saya mengenalinya, sementara usianya nyaris 46 th. Dulu sesudah itu kamipun dianugerahi seseorang putra, Alhamdulillah sekarang ini umurnya telah mulai sejak masuk thn ke-2. Maha suci Allah Yg sudah mengembalikan suamiku sesudah 15 tahun, Yg sudah menjaga putrinya, Yg sudah berikan taufiq kepadaku & menganugerahkan keikhlasan bagiku sampai mampu jadi istri yg baik bagi suamiku meskipun dia dalam kondisi koma.

Sehingga jangan sekali-kali kalian meninggalkan do'a, sesungguhnya ga ada yg menolak qodoo' kecuali do'a barang siapa yg menjaga syari'at Allah sehingga Allah bakal menjaganya.

Janganlah lupa serta utk berbakti pada ke-2 orang tua & hendaknya kita ingat bahwasanya di tangan Allah lah pengaturan segala sesuatu…di TanganNya lah segala taqdir, tiada seorangpun SelainNya yg ikut mengatur.

Ini yakni kisahku yang merupakan 'ibroh (pelajaran), mudah-mudahan Allah menjadikan kisah ini berguna bagi beberapa orang yg merasa bahwa seluruhnya jalan sudah tertutup, & penderitaan sudah menyelimutinya, sebab-sebab & pintu-pintu keselamatan sudah tertutup.

Sehingga ketuklah pintu langit bersama do'a, & yakinlah bersama pengabulan Allah
Demikianlah Alhamdulillahi Robbil 'Aaalamiin (SELESAI)
Jangan sempat putus asa jika Tuhanmu yaitu Allah. Ketuklah pintunya dgn doamu yg tulus. Hiaslah do'amu dgn berhusnudzon terhadap Allah Yg Maha Suci Dan yakinlah dengan bantuan yg DariNya
Previous
Next Post »

Posting Komentar