Senin, 15 Februari 2016

Kisah Penuh Hikmah Anak Perempuan Annisa Dengan Sebuah Kalung

Kisah Penuh Hikmah Anak Perempuan Annisa Dengan Sebuah Kalung

Dikesempatan kali ini aku bakal menceritakan kisah anak berusia 5 thn bernama Anisa. Di sore hri yang cerah, Anisa & ibunya berbelanja di supermarket tepatnya dijalan Datuk Maharaja. Disaat sedang asik menemani sang ibu belanja Anisa menyaksikan kalung mutiara putih berkilauan, kalung itu tergantung dalam satu buah kotak berwarna pink yg amat attraktif.

Kalung itu tampak demikian sangat indah , maka Anisa serta amat sangat mau mempunyai kalung itu. Tetapi Ia tahu, tentu Ibunya bakal berkeberatan. Seperti kebanyakan, sebelum bertolak ke supermarket d dirinya telah berjanji tidak mau meminta apapun terkecuali yg telah disetujui utk dibeli. & tadi Ibunya telah menyetujui utk membelikannya kaos kaki ber-renda yg jelita. Tapi sebab kalung itu indah sekali, diberanikannya tanya. "Bunda, bolehkah Anisa mempunyai kalung ini? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yg tadi... "Sang Umi serentak membawa kotak kalung dari tangan Anisa.

Dibaliknya tertera harga Rp15,000. Dilihatnya mata Anisa yg memandangnya dgn penuh harap & cemas. Sebenarnya ia sanggup saja segera membelikan kalung itu, tetapi dia tidak mau bersikap tak tetap. "Oke ... Anisa, anda boleh mempunyai Kalung ini. Namun kembalikan kaos kaki yg kau memilih tadi. & sebab harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu, Ibu bakal potong duit tabunganmu buat pekan depan. Setuju ?" Anisa mengangguk lega, & serta-merta berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya. "Terimakasih..., Ibu" Anisa amat senang & menyayangi kalung mutiaranya. Katanya, kalung itu membuatnya tampak kece & dewasa. Ia merasa secantik Ibunya.

Kalung itu tidak sempat lepas dari lehernya, bahkan diwaktu tidur. Kalung itu cuma dilepasnya jikalau beliau mandi atau berenang. Lantaran,kata ibunya, apabila basah, kalung itu bakal rusak, & menciptakan lehernya jadi hijau. Tiap-tiap tengah malam sebelum tidur, ayah Anisa membacakan narasi pengantar tidur. Kepada suatumalam, kala selesai membacakan satu buah narasi. Ayah tanya "Anisa, Anisa sayang Enggak sama Ayah ?" "Tentu dong Ayah tentu tahu bila Anisa sayang Ayah? Kalau demikian, memberi terhadap Ayah kalung mutiaramu. "Yah, jangan sampai dong Ayah ! Ayah boleh ambil "si Ratu" boneka kuda dari nenek! Itukesayanganku serta "Ya sudahlah sayang, ngga apa-apa !". Ayah mencium pipi Anisa sebelum ke luar dari kamar Anisa.

Kira-kira seminggu berikutnya, sesudah selesai membacakan narasi, Ayah tanya lagi, "Anisa..., Anisa sayang nggak sih, sama Ayah?" "Ayah, Ayah tahu bukan seandainya Anisa sayang sekali terhadap Ayah?". "Kalau demikian, memberi kepada Ayah Kalung mutiaramu." "Jangan Ayah... Tetapi jika Ayah ingin, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.."Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yg senantiasa menemaninya main-main. Sekian Banyak tengah malam setelah itu, dikala Ayah masuk ke kamarnya, Anisa sedang duduk di atas lokasi tidurnya. Waktu didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam. Ke-2 tangannya tergenggam di atas pangkuan. air mata membasahi pipinya..."Ada apa Anisa, mengapa Anisa ?" Tidak Dengan berucap sepatah pula, Anisa mengakses tangannya.

Di dalamnya melingkar kece kalung mutiara kesayangannya" Apabila Ayah ingin...ambillah kalung Anisa" Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan kecil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. & dari kantong yg satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih, sama cantiknya bersama kalung yg amat disayangi Anisa."Anisa... ini utk Anisa. Sama bukan ? Memang Lah demikian kelihatannya, tetapi kalung ini tak bakal menciptakan lehermu jadi hijau" Ya, nyata-nyatanya Ayah memberikan kalung mutiara original utk menukar kalung mutiara imitasi Anisa.

Begitu serta halnya bersama Allah S.W.T. terkadang Ia meminta sesuatu dari kita, sebab Ia berkenan utk menggantikannya dgn yg tambah baik. Tetapi, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa : Menggenggam erat sesuatu yg kita anggap teramat bernilai, & maka dari itu tak ikhlas seandainya mesti kehilangan. Buat itulah perlunya sikap ikhlas, sebab kita percaya tak bakal Allah membawa sesuatu dari kita kalau tak bakal menggantinya dgn yg tambah baik.
Previous
Next Post »

Posting Komentar